Seorang teman bertanya mengapa dirinya bisa terkena ‘penyakit’ tersebut, padahal dalam keluarganya tidak ada riwayat yang mengidap diabetes.
Dia sangat tertekan secara psikis karena angka kejadian diabetes yang cenderung melonjak dan dari berbagai refrensi disebutkan komplikasi diabetes berpotensi dapat menyerang kesehatan jantung, immpotensi, ginjal, mata dan syaraf bahkan dimungkinkan amputasi.
Sejumlah orang tidak tahu hingga pada masa tertentu, bila dia terserang diabetes. Bila usia telah mencapai 40-an tahun, memiliki riwayat keturunan diabetes, bertubuh gemuk, perokok, mengkonsumsi alkohol, maka hal ini akan memicu terkena diabetes.
Makanan sehari-hari yang mengandung karbohidrat akan diserap usus kemudian diubah oleh system dalam tubuh hingga menjadi glukosa.
Glukosa ini berada di jaringan tubuh dan menjadi sumber energy utama. Agar glukosa tersebut dapat menjalankan funsinya, maka oleh tubuh diproduksi hormone insulin oleh beta kelenjar pancreas, yang akan mengkode sel agar glukosa dapat masuk sehingga kadar glukosa dalam darah akan seimbang.
Merokok juga dapat meningkatkan resiko seseorang untuk terserang diabetes melitus tipe 2 dibandingkan mereka yang tidak merokok. Hal ini pernah dinyatakan pada artikel yang dirilis oleh JAMA (Journal of the American Medical Association), merokok dan diabetes memang saling terkait sebab merokok dapat menyebabkan diabetes dan merokok akan memperparah penyakit gula seseorang.
Bagaimana aktivitas merokok dapat memperburuk penyakit diabetes mellitus. Sejumlah penelitian telah dilakukan untuk mencari tahu hubungan antara merokok dengan ketidaknormalan glukosa dalam darah.
Penelitian Carole Willi, M.D yang melibatkan 1.2 juta partisipan menyatakan bahwa ada keterkaitan langsung antara merokok dengan meningkatnya resiko diabetes. Temuan penelitian ini mengindikasikan bahwa merokok tanpa pengaruh aktivitas lain dapat menyebabkan intoleransi pada glukosa. Dengan kata lain, tubuh tidak bisa lagi menerima glukosa.
Resiko terserang penyakit diabetes bagi mereka yang merokok lebih dari 20 batang per hari adalah sebesar 61% sedangkan mereka yang dikategorikan perokok ringan hanya memiliki kenaikan resiko diabetes sebesar 29%.
Lalu, mengapa merokok dapat menyebabkan penyakit diabetes? Merokok dapat menyebabkan diabetes melitus karena aktivitas merokok sangat mungkin menjadi penyebab dari resistensi insulin (penyebab diabetes tipe 2) dan respon yang tidak cukup terhadap sekresi insulin.
Banyak penderita diabetes yang merupakan perokok mencari alternatif agar mereka bisa merokok tanpa memasukkan nikotin dalam darah. Alhasil, rokok elektronik menjadi pilihan.
Namun, menurut Profesor Xiao-Chuan Liu, profesor kimia dari Politeknik Negeri California, rokok elektronik juga bukan pilihan yang baik karena tetap mengandung nikotin.
Satu-satunya cara penderita diabetes yang juga adalah perokok agar diabetes tidak semakin memburuk adalah membuang rokok dari menu diet diabetes. Dengan kata lain, berhenti merokok.
Merokok tidak hanya bisa meningkatkan resiko seseorang terserang diabetes tipe 2 tetapi juga komplikasi diabetes yang berbahaya. Komplikasi diabetes yang paling mematikan adalah tekanan darah tinggi yang bisa menyebabkan penyakit jantung. Beberapa kandungan rokok dapat merusak dinding pembuluh darah yang mengakibatkan adanya tekanan darah tinggi dan stroke. Selain itu, aktivitas merokok dapat menyebabkan peradangan
Dalam kasus penderita diabetes terdapat gangguan keseimbangan antara transport glukosa kedalam sel, glukosa yang tersimpan dalam hati dan glukosa yang dikeluarkan dari hati, sehingga glukosa dalam darah akan menibgkat dan dikeluarkan melalui urine.
Namun akan berbeda diabetes yang terjadi pada fase hamil atau biasa disebut gestational diabetes (diabetes tipe gestasi). Hal ini timbul karena pembentukan hormone yang menyebabkan resistensi insulin. Diabetes Gestasi hanya menimbulkan resiko minimal terhadap ibu.
Ibu dengan klasifikasi ini tidak memiliki resiko mengalami ketoasidosis diabetikum (adanya kadar gula darah > 300 mg/dl, ketonemia, dan asidosis (pH < 7,32 dan kadar bikarbonat < 15 mEq/L. KAD dapat dicegah dengan tata laksana DM yang baik. – mediskus.com/penyakit/kad-ketoasidosis-diabetik.html) akibat defisiensi insulin absolut. Perawatan diperlukan untuk menghindari hipoglikemia iatrogenik akibat pemberian insulin.
Setelah kita mengenali ‘penyakit’ diabetes dan mengenali pemicunya, marilah kita mengubah perilaku gaya hidup tidak sehat dan memulai berlaku sehat. Mengobati adalah hal yang tak bijaksana bila kita bisa mencegah timbulnya sakit.
~Faitun Puji Astuti, Amd. Kep. CWCC~ kotakobat.com, diolah dari berbagai sumber~
Penulis adalah lulusan D3 Keperawatan Poltekes Semarang Prodi
Purwokerto. Saat ini sebagai pelaksana perawat di puskesmas Minggir Kabupaten
Sleman dan sebagai praktisi perawat luka klinis di Certified Wound Care
Clinician Associate